Dalam Hal
Ini, kita harus
turun kelapangan atau mempunyai pengalaman pribadi untuk memecahkan
permasalahan tersebut, untuk itu saya tidak hanya memperuntukan tulisan ini
sebagai ajang tulisan yang diikutsertakan dalam kontes. Dengan berbagai
pendapat yang didapat secara langsung oleh saya (meskipun hanya beberapa
poin), dikolaborasikan dengan pendapat saya sendiri, semoga tulisan ini
bermanfaat untuk semuanya dan dapat membatu pihak-pihak terkait untuk Mencegah
dan Menanggulangi Tawuran itu sendiri.
Tawuran, mungkin Anda sering mendengar kata
ini, begitulah pada masa ini disebut. Sedangkan pada masa terdahulu tindakan
itu bisa termasuk kategori sebagai peperangan. Perang yang tidak mempunyai
aturan-aturan tertentu, dan saya lebih suka itu disebut dengan perang, sebab
jika dalam kata “tawuran” rasanya begitu halus dan serasa diiyakan bahwa perang
itu disetujui. Namun, karena Indonesia adalah Bangsa yang bermartabat dengan
penghalusan bahasa maka munculah istilah “Tawuran”. Biasanya kita mendengar
kata ini pikiran kita akan menjurus pada anak sekolah, hal ini disebabkan
begitu maraknya tawuran itu sendiri pada anak-anak sekolah. Namun, tidak bisa
dielakan lagi bahwa pada saat ini tawuran rupanya sudah berkembang, layaknya
seperti rumput yang ditebas kemudian tumbuh lagi, seperti jamur yang semakin
merambat.
Melihat
fakta pada bangsa yang merdeka masih terjajah moral pada setiap warganya,
diantaranya dengan moral yang aroganismenya masih tinggi, dan sifat kecemburuan
antar kelompok maupun individu yang sangat mengumbar akan terjadinya permusuhan
atau tawuran.
Sebelum, saya membahas permasalahan sesuai
judul postingan, saya ingin menganalisis lebih jauh sebab terjadinya tawuran
itu sendiri, yang mana sangat merugikan masyarakat maupun dirinya sendiri
dengan nilai kepositifan yang meunrut saya sangatlah kecil. Berikut
penyebab terjadinya tawuran:
- Kecemburuan Sosial
- Merasa Terejek atau Diejek
- Memperebutkan Kekuasaan
- Tidak Mau Kalah
- Terpaksa Atas Situasi dan Kondisi (tidak dibenarkan)
- Arogansi
- Merasa Individu atau Kelompok Tersebut Lebih Hebat Dari Kelompok Lain Faktor Alumni atau Senior (kekuasaan individu dalam kelompok)
- Hura-hura atau Iseng Mengisi Waktu Kekosongan Saat Nongkrong
Cara Mencegah Tawuran
Hal ini
tentunya perlu bebrapa komponen baik itu kelompok, organisasi masyarakat, tokoh
ulama atau masyarakat, maupun pihak-pihak lainnya, dan bila perlu Pemerintah
membuat suatu Badan Legislasi yang khusus mengatasi hal ini, agar terkontrol
lebih baik untuk para penerus Bangsa ini.
Beberapa
poin yang bisa dilakukan dalam Mencegah Tawuran;
1.
Perbanyak Silaturahmi
Bisa
dikatakan poin ini adalah poin yang sangat berpengaruh pada setiap terjadinya
tawuran, dimana ketika suatu kelompok maupun individu itu sendiri tidak
mengenal antara satu sama lain dan tidak ada ikatan yang erat maka akan terjadi
sebuah kesalah pahaman antara kedua belah pihak yang ujung-ujungnya akan
terjadi tawuran besar denga melibatkan setiap individu dengan modal
memprovokasi.
Saling berkunjung
mengajak kerja sama atau membahas sesuatu yang positif, misal membuat acara
yang sifatnya melibatkan sekolah-sekolah, perbanyak ektra kulikutes yang
mewajibkan semua siswa mengikutinya (dalam konteks anak sekolah).”
Dalam
konteks masyarakat, memerlukan adanya sebuah kegiatan-kegiatan positif lainnya.
Seperti kegiatan Bakti Sosial, musyawarah dalam mengambil suatu tindakan,
mengadakan kegiatan rutinitas pengajian yang bersifat silaturahmi.
2.
Adanya Delegasi-delegasi Yang Kuat
Hal ini
perlu dilakukan agar ketika adanya sebuah permasalahan maka delegasi itu lah
yang memperkuat akan pengambilan kesimpulan masalah tersebut. Terlebih dalam
membuat jera para pelaku tawuran itu sendiri dengan hukuman yang akan
membuatnya jera dan enggan mengulanginya lagi dikemudian hari.
3.
Mediasi
Membuka
komunikasi antara kedua belah pihak.
4.
Memperluas Pengetahuan Dalam Konteks Agama
Konteks ini
akan menjadikan pertimbangan bagi pelaku tawuran tersebut sebelum melakukan
tawuran itu sendiri. Dimana ketika suatu kelompok ataupun individu akan
berpikir secara rasional maupun religus dalam tindakannya yang mengakibatkan
dia enggan untuk melakukan hal itu, tersebab dilarangnya oleh agama karena
mempunyai banyak kemudharatan ketimbang manfaatnya sendiri.
5.
Menumbuhkan Karakter Bangsa Yang Seutuhnya
Kurangnya
Karakter Bangsa pada masyarakat maupun anak sekolah ini menjadikan pemicu
terjadinya tawuran (peperangan). Ketika dia tidak memahami bagaimana Karakter
Bangsa Indonesia? Seperti apa Karakter Bangsa Indonesia?. Tentunya si pelaku
tidak akan mempertimbangkan keputusannya untuk tindakannya. Sebab dia tidak
memahami Karakter Bangsanya sendiri.
Jika hal ini
diterapkan pada setiap anak sekolah maupun masyarakat, niscaya kedamaian dalam
menjaga nilai kemerdekaan di tengah keberagaman akan sangat kuat. Karena
karakter Bangsa Indonesia adalah Bangsa Yang Mencintai Perdamaian Tanpa
Kekerasan.
Cara Menanggulangi Tawuran
Dikarenakan
tawuran itu sendiri sudah bisa dikatakan sebagai Budaya yang tadinya tidak ada,
dalam artian suatu perputaran masa yang membuat sikon menjadikan perubahan
kepada hal negatif. Maka hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja oleh Negara
maupun kita sebagai warga yang masih peduli terhadap Anti Kekerasan dan
Mencintai Perdamaian.
Beberapa
point cara menaggulangi tawuran itu sendiri, sebagai berikut:
1.
Memberikan Efek Jera
Bisa
dikatakan dalam poin ini akan sedikit keras dan memaksa maupun mempermalukan
pelaku tawuran tersebut. Tapi itu tidak ada salanya untuk memebrikan efek jera
kepada si pelaku agar dia merasa enggan untuk mengulanginya kembali
perbuatannya dikemudian hari.
2.
Memberikan Penyuluhan Secara Efektif
Penyuluhan
terkadang terabaikan oleh segelintir para petugas keamanan yang mengamankan dan
menagkap para pelaku tawuran. Mereka hanya memeberikan penyuluhan kepada pelaku
dikala pelaku menjadi tersangka dalam tawuran itu saja, namun selepas itu maka
dia akan dibebaskan dan hanya diberikan beberpa penyuluhan yang hanya beberapa
menit saja. Tentunya hal ini bukalah menjadi sebuah penyuluhan yang efektif
untuk menyadarkan para pelaku. Semestinya para aparat dalam memeberikan
penyuluhan tersebut mencoba menumbuhkan kesadaran dalam jangka yang bisa
dikatakan lama, agar dia sadar akan apa yang dilakuakannya itu tidak benar dan
merugiakan banyak orang disekelilingnya.
3.
Memberikan Ruang Positif
Ruang ini
lah yang menjadi penampung mereka sebagai mantan pencinta tawuran. “Manusia
tidak akan benar selamanya, namun manusia juga tidak akan salah selamanya.”
Dalam pasilitas ini yang akan mengembangkan potensi pada diri mereka yang
matanya telah tertutup gelap oleh gemerlap dunia tawuran. Seperti; Adanya
pasilitas atau lembaga yang menyediakan atau menampung para mantan pecinta
tawuran, dengan menggali potensi dalam dirinya dan meng inflementasikannya pada
masyarakat luas agar bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Itu lah beberapa diantaranya yang kita
bisa lakukan dalam Mencegah dan Menanggulangi Tawuran. Namun ini hanyalah
pendapat saya dan secara pengalaman maupun pengetahuan saya yang tidak
seberapa, yang seharusnya kita lakukan, kita kembali pada diri masing-masing
untuk tidak melakukan tindakan kriminal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar